TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM GERAKAN BARU

4.    Keuntungan Pengajaran Proyek
1).   Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.
2).   Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3).   Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi ( Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov, 1995).
4).   Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakan oleh John Dewey (1859-1952), namun pelaksanaanya dilakukan oleh pengikutnya, utamanya W.H.Kilpatrick.
•       J.Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat,oleh karena itu, pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan dimasa datang.
•       Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan),merancang serta memimpinnya.
•        Proyek yang ditentukan oleh anak, mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia menemui kesukaran, dengan sendirinya anak akan giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya.
•        Dalam pengajaran proyek anak-anak mengerjakan suatu pekerjaan secara berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong royong. juga dalam bekerja sama itu akan lahir sifat-sifat baik seperti bersaing secara sportif,bebas menyatakan pendapat dan disiplin yang sewajarnya.
•        Perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif; dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin.
5.   Pendekatan
1)        Pendekatan Konstruktivisme
      Pendekatan pembelajaran proyek ini didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini berdasarkan pada ide bahwa anak didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalaman. Pendekatan pembelajaran proyek ini dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan, dan alami.
2)        Pendekatan Inkuiri
            Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemerolehan berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses, seperti mengamati, mencari, dan menemukan.
3)        Pendekatan Children Centre
Pendekatan pembelajaran proyek ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak. Anak didik memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan, srta nilai-nilai yang telah diperolehnya.
6.   Bentuk-Bentuk Pengajaran Proyek
1)   Pengajaran Proyek Total
Bentuk ini menghendaki setiap bidang studi (pengembangan) melebur menjadi satu menunjukan keterkaitan dengan bidang studi lain membentuk satu kesatuan yang utuh.
2).   Proyek Parsial
Bentuk pengajaran proyek kedua adalah pengajaran proyek parsial (bagian). Dalam bentuk ini terdapat penggabungan antara bidang studi (pengembangan) yang berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang berdiri sendiri diberikan dengan model pengajaran yang lama (biasa) sedangkan bidang studi yang saling berkaitan diberikan dalam bentuk proyek.
3).   Proyek Okasional
Bentuk proyek seperti ini hanya dilaksanakan pada saat-saat tertentu saja yang memungkinkan dilaksanakan pengajaran proyek , baik secara total maupun parsial. Proyek okasional dapat dilaksanakan sebagai salah satu bentu alternatif untuk menanggulangi kejenuhan anak dalam mengikuti model pengajaran pada sekolah lama. Proyek ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebulan sekali, pertengahan semester, atau satu semester sekali.
            Dalam mendesain pengajaran proyek, tentukan secara jelas terlebih dahulu tema atau pokok masalah yang akan menjadi pusat minat bagi anak. Dengan didasarkan pada minat anak, diharapkan anak mempunyai motivasi serta keingintahuan yang besar terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan tema atau pokok masalah inilah dalam bidang-bidang studi dikaitkan sama lainnya.  Penentuan pusat minat anak itu hendaknya didasarkan pada :
a)      Adanya ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah yang  ditentukan.
b)      Tema atau pokok masalah hendaknya didasarkan pada perkembangan anak.
c)      Tema atau pokok masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan lingkungan yang disekitar anak.
d)      Tema atau pokok masalah dapat juga ditetapkan berdasarkan isi masing-masing mata pelajaran.
7.   Langkah-Langkah Pengajaran Proyek
Model pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sebagai berikut :
1)        Langkah Persiapan
Guru mempersiapkan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pengajaran proyek. Setiap isi bidang studi (pengembangan) yang bersesuai dengan tema atau pokok masalah tertentu disusun dan diorganisasikan dalam suatu rencana pengajaran. Dalam langkah pertama, guru hendaknya mengidentifikasi dan merelevansikan isi setiap bidang studi yang akan dilaksanakan dengan pengajaran proyek.
Pada tahap persiapan, guru juga harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan :
a)         Pemberian materi yang akan diberikan secara klasikal.
b)        Pemberian bahan pengajaran secara tertulis sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang agak mendalam berkaitan dengan isi bahan pelajaran.
c)         Jenis-jenis tugas yang dikerjakan anak secara kelompok (5-7 orang) atau perorangan.
d)        Menetapkan jumlah jam yang akan digunakan pada setiap jam pelajaran.
e)         Rencana perjalanan sekolah yang akan dilaksanakan.
f)          Rencana pameran yang akan diselenggarakan oleh anak-anak.
2)       Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengadakan percakapan bersama anak-anak secara klasikal tentang tema atau pokok masalah serta bidang studi yang berkaitan sekaligus dapat menjajaki kesanggupan anak dalam mengenal bahan pelajaran serta tugas yang akan dikerjakannya untuk membangkitkan perhatian dan semangat anak-anak untuk melihat, menyelidiki, menyimpulkan dan mengkomunikasikan tentang sesuatu yang ditemukannya. Dalam kegiatan percakapan, guru dapat menulis hal-hal yang sudah dikenal anak serta mengidentifikasikan pokok proyek dalam setiap bidang studi yang akan diselidiki anak.
3)       Perjalanan Sekolah atau Survey
Perjalanan sekolah atau survey dilakukan pada beberapa keluarga atau rumah yang berdekatan dengan lokasi sekolah. Masing-masing murid beserta kelompoknya melakukan pengamatan pada berbagai hal yang menjadi persoalan, misalnya bertanya tentang silsilah keluarga, binatang dan tanaman apa saja yang dipelihara, siapa dan jenis penyakit apa yang pernah diderita anggota keluarga, berapa penghasilan dan apa saja belanjanya, kerajinan ap saja yang dikerjakan keluarga tersebut. Agar perjalanan sekolah berlangsung tertib maka guru harus memberikan dan menanamkan tata tertib pada anak ketika akan melakukan kunjungan, misalnya bersikap dan berbicara sopan, membawa buku catatan.
4)      Pengolahan Masalah
Setelah melakukan kunjungan tiap kelompok secara tertib kembali ke sekolah dengan membawa hasil pengamatan. Semua data yang dikumpulkan kelompok dilaporkan pada guru disampaikan pada diskusi dan laporan pengamatan tiap kelompok dalam presentasi. Secara bergiliran setiap kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk menjelaskan, menyimpulkan dan menyampaikan berbagai temuan sesuai dengan tugasnya.
Kegiatan pengolahan masalah selanjutnya dalam dilakukan murid, baik secara individu maupun kelompok, misalnya membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data jumlah keluarga, data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data jumlah keluarga, data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan membuat data kesehatan keluarga, membuat berbagai bentuk keterampilan yang biasa dikerjakan dalam suatu keluarga, membuat peta dan grafik, menanam jenis tanaman, menggambar dan mewarnai, dan memelihara binatang.
Pada tahap ini sangat terlihat kesibukan para murid dalam mengerjakan tugasnya. Dengan demikian kelas memperlihatkan fungsinya sebagai labolatorium dan disinilah konsep ‘lerning by doing’ diwujudkan oleh Kilpatrick sebagai kelanjutan dari pengembangan konsep pendidikan Dewey.
5)      Pameran
Pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak itu sendiri. Anaklah yang menyusun meja kursi menjadi stan pameran. Anak juga yang menghias stan pameran tersebut. Guru lebih banyak bertindak sebagai pengawas dan pembimbing anak-anak dalam mempersiapkan stan pameran sebaik mungkin. Pada hari yang telah ditentukan, para orang tua dan keluarga sekitar sekolah berpartisipasi untuk hadir melihat, mengamati, bertanya dan memberikan berbagai tanggapan pada berbagai stan yang disiapkn anak-anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *