TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM GERAKAN BARU

B.      Pengajaran Pusat Perhatian
Model pembelajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovide Decroly (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat minat (centered Intert). Dalam metode ini, peserta didik harus dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan untuk masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri seperti hasrat dan cita-citanya, kemudian pengetahuan tentang dunianya seperti lingkungannya dan tempat hidup di hari depannya. Menurut Decroly dalam Syaiful Sagala, dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan, dan dunia itu harus hidup dan setiap orang harus dapat mengembangkan kemampuan untuk mencapai cita-citanya.
Prinsip model pembelajaran pusat perhatian adalah; sekolah merupakan laboratorium untuk mengadakan penyelidikan demi kebaikan sistem pendidikan dan pengajaran. Dalam sekolah, anak didik diuji berbagai dasar aliran dalam dunia pengajaran modern seperti: (1) sekolah berhubungan langsung dengan alam dan penghidupan sekitarnya; (2) pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas perkembangan anak. Tiap-tiap anak mempunyai perbedaan antara lain kesanggupan, tingkat kepandaian, tempo irama perkembangan, perhatian, pembawaan, bakat, dan sebagainya; (3) sekolah kerja; (4) pendidikan yang fungsional dan praktis; (5) pendidikan kesosialan dan kesusilaan dengan member kesempatan untuk bekerjasama; (6) kerjasama antar rumah dan sekolah; (7) co edukasi; dan (8) mempergunakan alat baru seperti percetakan, pengmpulan alat pelajaran oleh peserta didik sendiri. Semua hal ini telah diperaktekkan oleh Decroly di sekolahnya.
Dari referensi di atas dapat dikatakan bahwa pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan untuk mendapat hasil yang diinginkan. Anak mempunyai minat spontan terhadap diri sendiri yang meliputi dorongan mempertahankan diri, dorongan mencari makan dan minum, dan dorongan memelihara diri. Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah dorongan sibuk bermain-main dan dorongan meniru orang lain. Dorongan ini yang disebut pusat-pusat minat.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan pembelajaran diadakan berbagai variasi cara mengajar agar perhatian para peserta didik tetap terpusat pada bahan ajar. Peluang untuk memvariasikan pengajaran terbuka luas dengan kemajuan teknologi, hal ini menyebabkan upaya menarik minat belajar menjadi lebih besar. pemusatan perhatian pada pegajaran dilakukan bukan hanya pada pembukaan pelajaran, tetapi pada setiap pembahasan materi pelajaran sehingga tidak ada waktu yang disia-siakan dan pengajaran berlangsung dengan penuh arti. Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Davids Declory (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (center dinternet), disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan ecois pour ia vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup), seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empatinstink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif. Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya).
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Oviderminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu : Metode Global dan Centre d’interet.  Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan sekolah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus di didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus dihadapkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat
Dasar Konsepsi Pengajaran Pusat Perhatian :
a)            Asasnya Orang tua harus memperhatikan khusus anaknya supaya anak tersebut bisa mengerti dalam suatu kehidupan yang dia akan rasakan di dalam kehidupan sehari-hari.
b)            Bahan Pengajar Merupakan Totalitas yaitu orang tua atau guru memberikan bahan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang di perlukan oleh anak didik dan memberikan arahan yang terbaik pada anak didik, supaya anak didik bisa di gunakan dengan baik
c)            Hubungan Simbiosis adalah suatu hubungan antara guru dengan anak didik dalam suatu pekerjaan, atau hubungan antara orang tua dengan anak didik di dalam kehidupan sehari-hari, maupun lingkungan masyarakat.
d)           Keaktifan Anak yaitu setiap guru menilai anak didik dalam suatu pekerjaan atau dalam kehidupan di sekolah., seorang guru, menilai anak didik itu dalam kehadiran disekolah atau membuat suatu pekerjaan yang baik.
Gerakan Pengajaran Pusat Perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi ( cara mengajar, dan lain-lain ) agar perhatian siswa tetap berpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar, dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran, tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topic yang baru.
C.  Pengajaran Proyek
Konsepsi pendidikan yang di kemukakan oleh Dewey menarik perhatian berbagai ahli pendidikan. Salah seorang diantaranya ialah W.H Kilpatrick yang menyelenggarakan suatu sistem pengajaran proyek. Prinsip pokok yang selalu di ikuti dalam pengajaran proyek ialah bahwa pengajaran itu harus aktif, ilmiah, dan memasyarakat.
1.        Pengertian Pendekatan Metode Proyek
Secara harfiah, proyek mempunyai makna maksud atau rencana. Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Berbeda dengan kegiatan problem solving, dalam metode proyek ini biasanya dihasilkan produk seperti peta, maket, model, diorama dan sebagainya yang mempunyai intrinsik bagi anak didik yang menghasilkan. Metode proyek memungkinkan penyaluran minat anak dan anak pun dapat belajar untuk menelaah dan memandang suatu materi pelajaran dalam konteks lebih luas. Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, karena pengetahuan itu bermanfaat bagi anak untuk lebih mengapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
Penyusunan suatu proyek pada dasarnya adalah merencanakan suatu masalah pada berbagai bidang studi (pengembangan) yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan anak-anak dalam memahami berbagai pengetahuan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan. Hal ini tentunya sangan jauh berbeda dengan metode pengajaran tradisional yang menyajikan bidang study (pengembangan) secara terpisah (parsial) antara bidang study satu dengan yang lainnya. Pengajaran model ini hanya dapat menciptakan pola berpikir parsial pada anak didik dalam memahami berbagai aspek pengetahuan.
Pengertian metode pengajaran proyek dari berbagai ahli :
pembelajaran berbasis proyek adalah metoda pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas [University of Nottingham, 2003].
pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998, Wikipedia]
pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. [Blumenfeld et Al. 1991]
pembelajaran berbasis proyek adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas pelajar. [Boud & Felleti, 1991]
2.        Tujuan
Tujuan dari model pengajaran proyek yaitu mengaktifkan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar serta membiasakan anak untuk berinteraksi kepada lingkungan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagi pengetahuan. Guru hanya mengamati dan memantau jalannya kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.        Langkah-langkah Pokok Pengajaran Proyek
Pada dasarnya ada 3 langkah pokok, yaitu persiapan, kegiatan belajar, dan pameran
a.         Persiapan : termasuk dalam langkah ini ialah penetapan masalah yang akan dibahas. Dalam langkah ini guru merangsang anak-anak agar mereka dapat memikirkan, mengusulkan dan mendiskusikan apa yang perlu mereka pelajari. Setelah masalah itu ditetapkan persiapan-persiapan lebih lanjut dilakukan, seperti menetapkan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, siapa-siapa yang akan melakukan kegiatan itu masing-masing, peralatan yang di perlukan, jedwal kegiatan. Persiapan ini perlu disusun dalam bentuk rencana yang nyata, lengkap,  dan jelas sangkut paut kegiatan yang satu dengan yang lainnya. Dalam menyusun persiapan ini perlu di praktekkan metode ilmiah berupa penyusunan hipotesis dan pengajuan alternatif terdahulu.
b.         Kegiatan Belajar : kegiatan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan terdahulu itu. Kegiatan dapat diawali dengan perjalanan sekolah, karyawisata, peninjauan, atau pengamatan suatu objek, membaca buku, majalah dan membuat catatan tentang apa yang diamati atau di baca itu. Berdasarkan hasil kegiatan seperti diskusi, membuat karangan, menyusun model, menjawab pertanyaan, menyusun diagram, membuat laporan dan sebagainya. Kegiatan belajar ini pada dasarnya merupakan usaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis-hipotesis yang telah dikemukakan terdahulu.
c.         penilaian : bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan mengadakan pameran. Semua hasil kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak di pamerkan. Seluruh warga kelas memperhatikan apa yang di pamerkan itu, memberikan tanggapan, kritik, menambah hal-hal yang dirasa masih kurang, dan sebagainya. Pada akhir kegiatan suatu proyek, anak-anak diminta membuat catatan pada buku proyeknya masing-masing. Buku proyek ini sifatnya perorangan sehingga bentuk dan isi buku proyek anak satu dapat berbeda dengan anak yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *