Lembayung senja mengajak pembaca menjadi tokoh dalam alur ceritanya. Penulis berhasil mengayutkan pembaca untuk mengikuti alur kehidupan mahasiswa yang unik. Dunia mahasiswa tidak lepas dari empat elemen: kuliah, persahabatan, cinta dan organisasi mahasiswa. Penulis meramu keempat ini menjadi novel yang menarik, indah dan spesial. Lembayung senja, layak menjadi buku dalam ruang baca anda (Andi Tagihuma, Penulis dan Penikmat Sastra yang juga aktif sebagai pengiat gerakan pengembangan pendidikan dan sastra Papua lewat Komunitas Sastra papua- (Ko- Sapa))
Walaupun hidup jahu di Timur Indonesia namun anak- anak Papua tidak kalah daripada anak- anak lain di belahan bumi Indonesia. Bakat yang tumbuh dan diasah kemudian menghasilkan karya yang indah yang dapat dinikmati oleh orang lain. Melalui perjalanan dan perenungan yang panjang, seorang Alfrida Yamanop dapat menghasilkan karya yang indah. Dibalik sosoknya yang serius, cermat dan sebagai seorang pendidik ternyata memiliki perasaan yang amat peka dan dapat menguraikan itu dalam kata dan puisi yang indah. Semoga karya ini dapat dinikmati dan menjadi inspirasi terutama bagi anak- anak Papua yang berkulit hitam dan berambut keriting untuk maju (Susan Salosa, Peneliti sosiologi kehutanan pada balai kehutanan Manokwari, juga mahasiswa doktoral program studi Ilmu kehutanan Fakultas Kehutanan UGM)
Tokoh Mia yang penuh perjuangan untuk mengapai cita- cita dan cintanya bersama teman se- asrama mewakili kami “para perantau” dari berbagai daerah, kampung yang datang ke kota Jayapura untuk tujuan yang sama yaitu “ belajar mencari ilmu dan pengalaman”. Hadirnya novel lembayung senja menambah “kekayaan” jajaran novelis perempuan Papua; dimana mereka berani mengangkat jatidiri mereka (berbicara mengenai orang Papua sendiri,- red) tanpa ditutupi dan ada hal yang penting yaitu bahwa suatu saat mereka juga akan menjadi hebat seperti…nh. Dini. Semoga!!! (Apolonia Y Yonggom, Staf pengajar FKIP Universitas Cendrawasih Jayapura Papua)
***
Lembayung senja adalah novel karya perdana Alfrida V.P. Yamanop, yang mengisahkan tentang kehidupan anak- anak asrama Putri, Universitas Cendrawasih Jayapura, Papua, dengan kuliah, Asramanya sendiri, cintanya dan kenyataan sosial di Tanah Papua. Maria, yang kerap dipanggil Mia adalah salah tokoh dari Novel ini, datang dari kota buah- buahan, Manokwari, yang telah menjadi mahasiswi di Fakultas Ekonomi Universitas Cendrawasih Jayapura. Mia selain, di asrama dan kampus, ia sudah menyibukkan diri dalam kegiatan kampus, seperti senat Mahasiswa.
Mia, sebagai anggota senat mahasiswa, telah berakrap lama dan berteman dengan Rio Prasetiyo, disebut Rio, Pria yang berasal dari Jawa Tengah yang datang kuliah di Papua mengikuti kakanya, yang juga kerja di Tanah Papua, yang juga sering sibuk dengan mengadakan diskusi panel tentang “Peranan pasar bagi masyarakat dan pedagang di Kota Jayapura” di aula kantor Koperasi dan UKM.