Anak-Anak Langit yang Melambai
Saya termasuk orang yang tidak percaya minat baca orang Indonesia rendah. Namun saya termasuk yang sangat percaya, orang-orang Indonesia jarang membaca karena tidak tersedia buku dan bahan-bahan bacaan lain di sekitar mereka.
Kampung kami, Sumber Wangi, yang terletak di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, adalah sebuah kampung yang cukup sulit dalam mengakses buku dan bahan-bahan bacaan. Buku, atau bahan-bahan bacaan lain itu, masih menjadi barang mewah tak terjangkau oleh anak-anak dan masyarakat kampung kami.
Oleh karena itu, saat ini, saya sedang merintis taman baca masyarakat di kampung kami. Taman baca ini saya persembahkan tidak hanya untuk anak-anak usia sekolah dasar atau sekolah menengah, tapi juga untuk pemuda-pemudi di kampung kami yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya karena tidak punya biaya. Atau, tidak bisa meraih beasiswa karena syarat-syarat administratif yang sulit: harus bisa berbahasa Inggris dengan skor tinggi, misalnya.
Di taman baca ini, selain membaca, kami juga mengisinya dengan aktivitas menulis dan melukis setiap hari Minggu pagi, yang kami beri nama, “Jalan-Jalan Menulis” dan “Jalan-Jalan Melukis”.
Taman baca ini saya beri nama Taman Baca Anak-Anak Langit.
Bagi saya, setiap anak—sebagaimana setiap manusia dan tiap-tiap ciptaan di dunia ini—adalah titipan Tuhan. Karena titipan Tuhan, kita memiliki kewajiban sosial untuk menjaga mereka. Ada banyak cara dalam menjaga mereka, di antaranya menyediakan ruang-ruang kreatif untuk mengembangkan dirinya, inteligensinya, imajinasinya, juga kognisinya, agar mereka menjadi insan beradab dan berpengetahuan yang tak henti-henti membaca alam dan kehidupan.
Buku, juga bahan-bahan bacaan lain, adalah jalan masa depan bagi anak-anak dan pemuda-pemudi itu. Buku, juga bahan-bahan bacaan lain, bukan hanya jendela melainkan gerbang bagi mereka untuk menyusuri sejarah dan peradaban dunia ini.
Buku akan membawa mereka bertualang dari satu manusia ke manusia lain; dari satu karakter ke karakter lain; dari satu kota ke kota lain; dari satu desa ke desa lain; dari satu pulau ke pulau lain; dari satu negeri ke negeri lain; dari satu benua ke benua lain; dari satu peradaban ke peradaban lain; dari satu planet ke planet lain; hingga dari satu dunia ke dunia lain. Sebuah petualangan imajiner yang seru dan menawan melalui kata-kata dan metafora.
Di grup ini, ada para penulis, editor, pemilik penerbitan buku, wartawan, peneliti, donatur buku, juga Anda para relawan yang mencintai ilmu dan pengetahuan; Anda yang mencintai anak-anak dan pemuda-pemudi kampung putus sekolah/putus kuliah; Anda yang menginginkan mereka tetap bisa belajar melalui buku dan bahan-bahan bacaan lain.
Maka dengan ini, saya mengetuk pintu hati Anda semua untuk menyedekahkan buku-buku atau bahan bacaan lain (seperti majalah, koran, atau hasil riset) yang Anda tulis, yang Anda editori, yang Anda terbitkan, yang Anda miliki, atau yang Anda mampu beli lalu Anda harap itu bisa dibaca anak-anak dan pemuda-pemudi putus sekolah/putus kuliah di kampung kami.
Kirimkan buku dan bahan-bahan lain ke taman baca kami, ke alamat ini:
Taman Baca Anak-Anak Langit
Jl. M.I. Assyafi’iyah, Sumber Wangi, Pemuteran (Utara Pom Bensin), Gerokgak, Buleleng, Bali.
Kode Pos: 81155.
Nomor HP: 081227337609
Taman baca kami sudah terdaftar sebagai simpul Pustaka Bergerak. 17 Desember nanti (dan semoga seterusnya per tanggal 17 setiap bulannya), Anda bisa mengirimkan paket buku tanpa biaya kepada kami melalui program Free Cargo Literacy (FCL) atau Pustaka Bebas Bea (PBB) di seluruh kantor pos se-Indonesia.
Anak-anak itu, pemuda-pemudi itu, kini melambai kepada Anda. Mereka mengulurkan tangannya agar Anda bersedia mengantar mereka ke masa depan. Raihlah tangan mereka, tuntunlah mereka, dengan cara memberikan buku dan bahan-bahan bacaan untuk mereka.
Taman baca kami menerima buku dan bahan bacaan lain dengan tema apa pun, untuk usia berapa pun. Dengan buku dan bahan bacaan yang Anda kirimkan, taman baca kami akan menjadi ruang kreatif yang inspiratif dan menggembirakan bagi anak-anak dan pemuda-pemudi kampung kami.
Di bawah ini, saya lampirkan foto-foto aktivitas harian dan mingguan di taman baca kami, juga koleksi bahan bacaan di taman baca kami yang masih sedikit.
Atas perhatian, apresiasi, dan kepedulian Anda untuk anak-anak dan pemuda-pemudi yang haus buku dan bahan-bahan bacaan di kampung kami, saya sampaikan terima kasih.
Buleleng, Bali, 6 Desember 2018
Perintis dan Pengelola:
Ahmadul Faqih Mahfudz